DESA SAMBIREJO
Sekitar
tahun 1948 ketika masih dalam masa
operasi gagak belanda atau lebih dikenal dengan agresi militer belanda II. Desa
Sambirejo merupakan daerah kawasan belukar atau hutan kecil. Desa Sambirejo
didirikan atas pimpinan S.Sastro Marto Atmojo (MOJO) dan sebagian penduduk dari daerah Bukit Kaba.
Ketika itu yang menjadi kawasan jajahan Belanda adalah daerah Bukit Kaba. Bukit
Kaba dahulu luasnya sampai perbatasan antara desa Mojorjo sampai desa Sumber
bening. Ya, jadi desa seperti Sumber Urip, Karang Jaya, dan Sumber
Bening termasuk dalam daerah kawasan Bukit Kaba hanya saja desa Sumber Urip sudah ada sejak itu, namun orang-orang masih menganggap itu desa
Bukit Kaba, sedangkan desa seperti Sumber Bening, Karang Jaya, Sumber Urip
belum berdiri. Daerah-daerah itu lah
yang menjadi kawasan Sistem Budidaya
yang oleh sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistim Tanam Paksa. Proyek
Sistem Budidaya yang dikerjakan adalah Perkebunan
Kina. Kina (Chichona) merupakan
tanaman obat-obatan berupa pohon yang digunakan sebagai bahan obat herbal untuk
mengobati beberapa penyakit seperti malaria, Penyakit jantung dan lain-lain. Saat itu
penghasilan atau mata pencaharian umum penduduk daerah bukit kaba adalah penjual
kayu bakar. Karena lahan mereka yang digunakan Belanda untuk sistem budidaya,
membuat mereka tidak bisa untuk bercocok tanam dan terpaksa beralih untuk mencari kayu yang
kemudian dijual untuk kebutuhan hidup mereka. Karena faktor inilah kemudian
sebagian penduduk daerah Bukit Kaba mencari daerah yang belukar dan ingin
mendirikan sebuah desa secara diam-diam
tanpa sepengetahuan penjajah belanda yang dipimpin oleh Bapak S. Sastro Atmojo. Desa ini lah yang kita kenal dengan nama Desa Sambirejo.
Sambirejo berasal dari kata Sambil dan Kerja. SAMBI diambil dari kata "sambil", sedangkan REJO diambil dari kata "kerjo" (dalam bahasa jawa) atau Indonesia nya adalah kerja. Mengapa?. Dalam pembuatan
desa ini, Pak Mojo dan sebagian penduduk memembuatnya secara sambilan karena faktor penjajah Belanda tadi, yang
memaksa penduduk untuk kerja pada belanda. Ketika pagi sampai siang kerja
dengan belanda, dan ketika menjelang
sore sampai malam Pak Mojo dan sebagian penduduk membuat desa di daerah belukar
tadi. Butuh proses yang cukup lama untuk
membuat hingga terbentuklah sebuah desa yang kita kenal dengan nama Desa Sambirejo. Pak Mojo dan sebagian
penduduk inilah yang sepakat untuk
memberikan daerah belukar tadi dengan
nama Desa Sambirejo pada tahun 1949.
Hingga Pak Mojo dianggkat sebagai kepala desa pertama oleh masyarakat sampai
dan digantikan oleh kepala desa yang ke dua yaitu Ratmadja. Berikut nama- nama
kepala desa pertama hingga sekarang :
Kepala
Desa
|
Nama
Kepala Desa
|
Ke-1
|
S.
Sastro Marto Atmojo
|
Ke-2
|
Ratmaja
|
Ke-3
|
Pawirodiardjo
|
Ke-4
|
Kasmidi
|
Ke-5
|
Masmin
|
Ke-6
|
Heru
Purnomo
|
Ke-7
|
Koderi
|
Ke-8
|
Tutur
|
Nah mungkin hanya sampai sini saja untuk sejarah asal Desa sambirejo, mohon maaf jika ada penulisan atau kata yang tidak berkenan/ salah. . Cerita ini saya dapat dari Kakek/saya, kelahiran 1927 dan sekarang beliau berumur 87 tahun namanya Sandiman dusun satu depan rumah kak Zainal Zulpani. dan cuma itu saja yang beliau ingat. Jika masih ada yang punya informasi lengkap silahkan di edit ulang. Dan alangkah lebih baiknya kalo informasi ini didapatkan dari berbagai sumber beserta arsip-arsip atau peninggalan-peninggalan belanda, seperti bangunan-bangunan mungkin, agar memperkuat sejarah desa dan yang pasti dapat dipercaya. Tulisan ini semata-mata hanya ingin berbagi ilmu pengetahuan kepada generasi penerus agar tidak melupakan bahwa desa kita juga punya sejarah.
Sumber cerita : Tokoh Masyarakat Bpk. SANDIMAN
0 komentar:
Posting Komentar